Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikburistek) menetapkan Sekolah Menengah Kejuruan Swasta (SMKS) Pelayaran Yapen Rays Maumere sebagai SMK Pelayaran Pusat Keunggulan satu-satunya di Nusa Tenggara Timur.
“Sejak tahun 2022 Kemendikburistek telah menetapkan SMKS Pelayaran Yapen Rays sebagai SMK Pusat Keunggulan berstandar International Maritime Organization ( IMO),” Standar sertifikat yang dikeluarkan IMO adalah badan khusus PBB yang menangani masalah kemaritiman, terutama pelayaran internasional.
“IMO menerapkan standar internasional untuk keselamatan, keamanan dan perlindungan lingkungan bagi industri pelayaran internasional,” ujarnya.
Dengan berstandar sertifikat IMO, lanjutnya, taruna atau taruni SMK Yapen Rays bisa bekerja di kapal dalam negeri maupun luar negeri.
Para pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Swasta (SMKS) Pelayaran Yapen Rays Maumere saat mengikuti pelatihan dari Mandalika Maritime Center (MMC) Mataram beberapa waktu lalu.
Dikatakan, SMK Pelayaran yang mulai beroperasi sejak 1976 ini terus berupaya meningkatkan kualitas dan kinerja melalui kemitraan dunia usaha, industri, dan kerja.
“Perkuat kemitraan di dunia maritim SMK Yapen Rays bekerja sama dengan dudi Mandalika Maritim Center Mataram yang ditunjuk Kementerian Dikti.
Dia menuturkan dari tahun ke tahun animo masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di SMK Yapen Rays terus meningkat.
“Saat ini ada 300,-an taruna/ taruni yang mengenyam pendidikan di sini dan tersebar di dua kompetensi keahlian Nautika Kapal Niaga dan Teknika Kapal Niaga,”
Jebolan S2 Manajemen Pendidikan Unmer Malang ini mengklaim bahwa tamatan SMKS Yapen Rays tidak pernah menganggur karena langsung direkrut untuk bekerja di kapal.
“Sudah ratusan alumni yang sudah menjadi kapten kapal dan kepala kamar mesin. Masih banyak lagi yang bekerja di kapal ASDP. Ini membuktikan bahwa SMKS Yapen Rays bukan penyumbang pengangguran,” ungkapnya.
Ketua Jurusan Teknika Kapal Niaga Fransiskus Nong Theofolus mengatakan pola pembelajaran di sekolah itu lebih banyak praktik. Dengan begitu para siswa lebih memahami kondisi lapangan.
“Untuk pembelajaran teori kami berikan 30 persen sedangkan 70 persen praktik, sehingga taruna/ taruni betul- betul paham di lapangan,” ungkapnya.
Nong mengakui animo peserta didik untuk memilih jurusan Teknika Kapal Niaga terus meningkat dari tahun ke tahun.
“Ketika saya mulai bekerja 13 tahun silam taruna yang memilih jurusan ini berkisar 20 orang. Tapi sekarang sudah 3 rombel. Ketertarikan mereka memilih jurusan ini karena tamatan dari jurusan langsung direkrut oleh perusahaan tempat taruna/taruni magang,” terangnya.
Sementara itu Ketua Jurusan Nautika Kapal Niaga Helen Sadipun menjelaskan, sebagai Sekolah Pusat Keunggulan proses pembelajaran selalu disandingkan dengan Kurikulum Merdeka dan Kurikulum Kemaritiman Berbasis IMO.
Menurutnya, taruna atau taruni tidak cukup memiliki ijazah, namun harus memiliki sertifikat.
“Selain sertifikat Basic Safety Training dan buku laut harus diperoleh sehingga tamatan bisa terserap di dunia usaha dan dunia kerja,” kata Helen.
Helen bilang belum lama ini Instruktur dari Mandalika Maritime Center memberikan diklat kepada para pelajar tentang keamanan pelayaran, petugas pemadam kebakaran di kapal, prosedur keselamatan diatas kapal dan rating.